BERBAGAI MACAM TANAMAN OBAT DAN KHASIATNYA
Karya ilmiah ini disusun sebagai syarat memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh
Nama: Agustini
Kelas/Program: XI/IPA
NIS: 4567
SMA NEGERI 4 PURWOREJO
TAHUN 2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa karya ilmiah ini sepenuhnya merupakan hasil karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai tugas individu pada semester genap tahun 2012/2013 yang dibuat berdasarkan latar belakang dari berbagai macam tanaman obat dan manfaatnya.
Telah disahkan dan disetujui :
Kemiri, April 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Pembimbing
Drs. Arif Arvianta A. M.Pd. Sunarna, S.Pd.
NIP. NIP
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
v Jadi diri sendiri, cari jati diri, dan dapatkan hidup yang mandiri.
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.
Sesekali lihat ke belakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung.
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.
Sesekali lihat ke belakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung.
v Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada, kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.
Persembahan
Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada:
v Allah SWT.
v Ayah dan Ibu tercinta.
v Kakak tercinta.
v Guru Pembimbing serta Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Purworejo.
v Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 4 Purworejo.
v Teman-teman kelas XI IPA 1, SMA Negeri 4 Purworejo.
v Masyarakat serta bangsa dan Negara.
ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara yang memilik keanekaragaman tanaman obat yang melimpah. Tanaman obat merupakan tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan berbagai macam penyakit. Tanaman obat diracik sebagai ramuan jamu tradisional dan obat-obatan tradisioanal lainnya. Ramuan-ramuan tersebut digunakan untuk menjaga kondidi tubuh agar tetap sehat, mencegah penyakit dan juga sebagian untuk mempercantik diri.
Macam-macam tanaman obat diantaranya yaitu bangle, temulawak, daun dewa, jeruk nipis, kelor, kumis kucing, kunyit, mengkudu, dan beringin. Sebagian besar tanaman tersebut mengandung berbagai senyawa kimia seperti saponin, minyak atsiri, vitamin dan mineral yang bermanfaat dalam mengobati berbagai macam penyakit seperti batuk, sakit kepala, diabetes, kencing manis, dan lain-lain. Tanaman obat tersebut diramu dengan cara direbus maupun ditumbuk. Cara penggunaan tanaman obat yaitu untuk tubuh bagian dalam dengan cara meminum air rebusannya, sedangkan untuk pengobatan bagian luar dengan cara mengoleskan atau memborehkan tanaman yang diramu pada bagian yang sakit atau luka.
Dalam segi penyembuhan, obat yang berasal dari tanaman herbal memiliki banyak kelebihan dibandingkan obat yang berasal dari bahan kimia. Kelebihannya yaitu tidak menimbulkan efek samping sehingga sangat aman untuk dikonsumsi serta bebas racun, karena obat alami justru dapat dijadikan sebagai peluruh racun atau detoksifikasi. Selain menyembuhkan dan menghilangkan akar penyakit, obat alami meningkatkan system kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Selain itu, obat alami mengandung banyak khasiat. Satu jenis tanaman obat dapat digunakan untuk mengobati lebih dari satu macam penyakit.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Berbagai Macam Tanaman Obat dan Manfaatnya” dengan baik tanpa ada halangan suatu apapun.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Arif Arvianta Achmad M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Purworejo
2. Sukinah S.Pd.selaku Wali Kelas XI IPA 1
3. Sunarna S.Pd. selaku guru pembimbing mata pelajaran bahasa Indonesia.
4. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik moral maupun material.
5. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam pembuatan karya ilmiah di masa yang akan datang. Mudah-mudahan karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Purworejo, 15 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………….....…………………………….
……………………………..……………………………..…i
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………...……
…………………….………………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
………………………………………….............................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO……………………………………...
……………….…………………………………………….iv
ABSTRAK………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR............................................................................................
……….………………………………………....................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................
............................................................................................vii
Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………...
……………………………………………………………..1
A. Latar belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Batasan Masalah…………………………………………….………..……2
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
E. Manfaat Penelitian........................................................................................2
F. Metode Penelitian………………………………………………..……..….2
Bab II : Pengenalan Tanaman Obat………………….……………..………………
………………………………………………………………..4
A. Pengertian…………………………………………………………………..4
B. Penggolongan Obat Tradisional…………………………………………….4
C. Tanaman Obat Keluarga…………………………………………………....5
Bab III: Perbedaan Obat Alami dengan Obat Kimia…………………………….…
…………………………………………………………...……7
Bab IV: Petunjuk Penggunaan Tanaman obat………………………………….....
…………………………………………………………………9
A. Waktu Pengumpulan………………………………….…………………..9
B. Pencucian dan Pengeringan…………………………….…………………9
C. Sifat dan Cita Rasa……………………………………….……………….9
D. Cara Merebus Ramuan Obat…………………………….……………….10
E. Waktu Konsumsi…………………………………………………………11
F. Cara Minum Obat………………………………………………………...11
G. Lama Pengobatan…………………………………………………………11
Bab V: Macam-macam Tanaman Obat dan Pemanfaatnya…………………….....
……………………………………………………………..12
1. Daun Dewa………………………………………………..…………........12
2. Bangle……………………………………………………………………..13
3. Kunyit……………………………………………………………………..16
4. Mengkudu…………………………….…………………………………...18
5. Sirih………………………………………………………………………..21
6. Kumis Kucing……………………………………………………………..24
7. Kelor………………………………………………………………………26
8. Jeruk Nipis………………………………………………………………...28
9. Beringin…………………………………………………………………...31
10. Belimbing………………………………………………………………..33
11. Sirsak…………………………………………………………………….35
12. Ketepeng Kecil…………………………………………………………..36
13. Tanduk Rusa……………………………………………………………..38
14. Kapulaga………………………………………………………………....39
Bab VI: Kelebihan Tanaman Obat Dibandingkan Obat-obatan Kimia…………....
………………………………………………………………42
Bab V : Penutup………………………………………………………………….....
………………………………………………………………44
A. Kesimpulan................................................................................................44
B. Saran..........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
…………………………………………….……………………………..45
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat mempunyai makna, bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, maupun zat kimia tertentu yang bertujuan, untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Namun jika melihat kenyataan yang terjadi sekarang, obat bukan menjadi alternatif utama untuk penyembuhan penyakit tetapi menjadi akar dari pemunculan penyakit.
Obat ada yang bersifat tradisional/alami yaitu obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika yang dikenal sebagai obat kimia.
Obat alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup potensi yang ada di dalamnya.
Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis, spesies. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat Oleh karena itu, tidah heran jika bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, termasuk tanaman obat.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, obat alami mulai ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan banyak dari mereka yang tidak mengetahui manfaat tanaman-tanaman yang ada disekitarnya yang dapt digunakan untuk menyembuhkan penyakit.
Berangkat dari masalah tersebut, penulis bermaksud untuk mencari berbagai informasi tentang tanaman obat. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul ”Berbagai Macam Tanaman Obat dan Manfaatnya.”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan obat kimia dengan obat alami yang berasal dari tanaman obat?
2. Apa saja jenis tanaman obat atau tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami?
3. Apa saja kandungan yang terdapat pada tanaman obat yang dijadikan sebagai obat alami?
4. Apa saja manfaat tanaman obat ?
5. Bagaimana cara meramu atau meracik obat dari tanaman obat?
6. Apa saja kelebihan tanaman obat (obat alami) dibandingkan dengan obat-obatan dari bahan kimia?
C. Batasan Masalah
Di dalam karya ilmiah ini, dikarenakan pembahasan mengenai tanaman obat cangkupannya sangat luas, penulis hanya membatasi pada jenis, macam, manfaat dan cara meramunya, kelebuhan tanaman obat dibandingkan obat-obatan kimia.
D. Tujuan
1. Memberi penjelasan tentang kelebihan tanaman obat dibandingkan obat kimia.
2. Mengetahui jenis tanaman obat lokal yang dapat digunakan sebagai obat alami.
3. Mengetahui kandungan dan manfaat tanaman obat yang ada di sekitar kita.
4. Mengetahui cara meramu tanaman obat untuk dijadikan obat alami.
5. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
E. Manfaat
1. Siswa mendapat pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.
2. Siswa mendapatkan wawasan baru dalam hal kesehatan
3. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami
F. Metode penelitian
Metode yang penulis gunakan adalah metode pustaka, yaitu dengan mencari sumber dari buku, majalah dan internet.
G. Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan
E. Manfaat
F. Metode Penelitian
BAB 2 Pengenalan Tanaman Obat
A. Pengertian
B. Penggolongan Obat Tradisional
C. Tanaman Obat Keluarga
BAB 3 Metodelogi Penelitian
BAB 4 Perbedaan Obat Alami dengan Obat Kimia
BAB 5 Petunjuk Penggunaan Tanaman Obat
A. Waktu Pengumpulan
B. Pencucian dan Pengeringan
C. Sifat dan Cita Rasa
D. Cara Merebus Ramuan Obat
E. Waktu Konsumsi
F. Cara Minum Obat
G. Lama Pengobatan
BAB 6 Macam-macam Tanaman Obat dan Pemanfaatannya
BAB 7 Kelebihan Tanaman Obat Dibandingkan Obat-obatan Kimia
BAB 8 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
PENGENALAN TANAMAN OBAT
A. Pengertian
Tanaman obat adalah jenis tanaman yang mengandung zat-zat tertentu yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Tanaman obat biasanya diolah sebagai obat herbal yang diolah secara modern maupun dimmanfaatkan secara langsung yaitu diolah secara tradisional.
Obat dapat didefenisikan sebagai bahan yang memiliki kandungan tertentu yang dapat dimaanfaatkan untuk menyembuhkan, mencegah berbagai macam penyakit.
Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam, dan khusus dalam karya ilmiah ini yang dimaksud dengan obat alami adalah obat asal tanaman.
Obat alami dapat pula didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasal dari alam, tanpa rekayasa atau buatan, bisa berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional, namun cara pembuatannya dipermodern. Apabila obat tersebut diperuntukkan bagi hewan maka obat alami tersebut diberi keterangan tambahan “untuk hewan”.
Obat alami dapat pula didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasal dari alam, tanpa rekayasa atau buatan, bisa berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional, namun cara pembuatannya dipermodern. Apabila obat tersebut diperuntukkan bagi hewan maka obat alami tersebut diberi keterangan tambahan “untuk hewan”.
B. Penggolongan Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
a.) Jamu (Empirical based herbalmedicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
b.) Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akutmaupun kronis.
c.) Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
C. Tanaman Obat Keluarga
a) Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
b) Pemanfaatan Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
- Demam panas
- Batuk
- Sakit perut
- Gatal-gatal
c) Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
2. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
3. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
4. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
5. Jenis tanaman yang hampir punah
6. Jenis tanaman yang masih liar
7. Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
d) Fungsi Toga
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
1. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
2. Sarana untuk pelestarian alam.
3. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
4. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
5. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
6. Sarana untuk pemertaan pendapatan.
7. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
8. Sarana keindahan. Dengan adanya toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
BAB III
Perbedaan Obat kimia dengan Obat Alami
Obat Herbal :
1. Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organ-organ yang rusak.
2. Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
3. Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya pada sumber penyebab penyakit.
4. Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang memerluakan pengobatan lama.
5. Reaksi lambat tetepi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan membangun kembali organ-organ yang rusak.
6. Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli dan berpengalaman.
Obat Kimiawi :
Obat Kimiawi :
1. Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
2. Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
3. Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi racun yang berbahaya.
4. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.
5. Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
6. Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal, mengakibatkan lemak darah.
7. Reaksi terhadap tubuh cepat.
Bila ditanyakan mana yang lebih baik antara obat tradisional dan obat kimia, jawabannya bergantung pada situasi dan kondisi. Karena reaksi obat tradisional yang lambat, pada kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit. Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat. Dalam kondisi tersebut, jika pasien menginginkan, obat tradisional dapat tetap diberikan tetapi tidak dapat digunakan secara tunggal melainkan dapat dikombinasikan penggunaannya bersama obat kimia dan obat medis lainnya yang diperlukan. Pada saat seperti itu, fungsi obat herbal lebih dititikberatkan pada peningkatakan efektifitas pengobatan sekaligus mengurangi efek samping yang ditimbulkan obat kimia. Berbeda halnya pada pasien dengan kondisi yang boleh dikatakan masih aman. Penggunaan obat herbal masih dapat digunakan secara tunggal atau jika diinginkan, dapat juga dikombinasikan dengan obat kimia untuk meningkatkan efektifitas pengobatan tentunya dengan memberi selang waktu pemakaian antara kedua jenis obat tersebut.
Mengapa kecepatan reaksi kedua jenis obat tersebut bisa berbeda? Jawabannya berkaitan dengan mekanisme kerja kedua jenis obat tersebut. Seperti yang telah disinggung dalam tabel di atas, obat kimia bekerja dengan menghilangkan gejala atau penyebab dan meredam rasa sakit. Menurut beberapa ahli obat-obatan kimia lebih banyak bertujuan untuk mengobati gejala penyakitnya, tetapi tidak menyembuhkan sumbernya. Intinya, obat kimia hanya mampu memperbaiki beberapa sistem tubuh. Berbeda halnya dengan obat tradisional yang bekerja langsung pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni dengan memperbaiki sel-sel, jaringan, dan organ-organ tubuh yang rusak serta dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk berperang melawan penyakit. Contohnya, meniran (Phyllanthus urinaria) yang memiliki efek seperti antibiotik. Ia tidak langsung membunuh kuman, namun mengaktifkan kelenjar di dalam tubuh yang menghasilkan sel-T yang merupakan pembunuh alami kuman.
BAB IV
PETUNJUK PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
Dalam menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga hasil pengobatan yang maksima.Bacalah dengan seksama semua petunjuk seputar tumbuhan obat di bawah ini.
A. Waktu Pengumpulan
Guna mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum:
s Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
s Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
s Buah dipetik dalam keadaan masak.
s Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
s Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
B. Pencucian dan Pengeringan
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
s Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
s Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
s Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.
C. Sifat dan Cita Rasa
Didalam Traditional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cira rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan pengelat. Rasa pahit dapat mengilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan cita rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.
D. Cara Merebus Ramuan Obat
Perebusan umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, atau panic email. Pot keramik dapat dibeli di took obat tradisional Tionghoa. Panic dari besi, alumunium atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal ini diingatkan karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.
Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.
Lakukan perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya api besar dan api kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu merebus baha obat. Sebagai contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil sehingga zat berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan api yang kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan obat yang dimaksudkan agar pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebih dari zat yang merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
E. Waktu Minum Obat
Bila tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat diminum sebelum makan kecuali obat tersebut merangsang lambung maka diminum setelah makan. Obat berkhasiat tonik diminum sewaktu perut kosong, dan obat berkhasiat sedative diminum sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis diminum sesuai jadwal secara teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin sesuai kebutuhan atau diminum sebagai pengganti teh.
F. Cara Minum Obat
Obat biasanya diminum satu dosis sehari yang dibagi untuk 2-3 kali minum. Umumnya diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan sindroma luar. Setelah minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut supaya tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat.
Untuk pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatan tercapai.
G. Lama Pengobatan
Tumbuhan obat yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat, namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini berbeda dengan obat kimiawi yang hasil pengobatannya terlihat cepat namun destruktif. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan penggunaannya untuk penyakit-penyakit infeksi akut. Tumbuhan obat lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimiawi, atau memerlukan kombinasi antara obat kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat.