Minggu, 19 April 2015

contoh karya ilmiah mengenai tanaman obat

BERBAGAI MACAM TANAMAN OBAT DAN KHASIATNYA

Karya ilmiah ini disusun sebagai syarat memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia





Oleh
Nama: Agustini
Kelas/Program: XI/IPA
NIS: 4567



SMA NEGERI 4 PURWOREJO
TAHUN 2013




LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa karya ilmiah ini sepenuhnya merupakan hasil karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain.


           
                                                                                                Penulis










HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai tugas individu pada semester genap tahun 2012/2013 yang dibuat berdasarkan latar belakang dari berbagai macam tanaman obat dan manfaatnya.





Telah disahkan dan disetujui :

Kemiri,   April 2013
                                                            Mengetahui
Kepala Sekolah                                             Guru Pembimbing




Drs. Arif Arvianta A. M.Pd.                                       Sunarna, S.Pd.
NIP.                                                                            NIP





MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
v  Jadi diri sendiri, cari jati diri, dan dapatkan hidup yang mandiri.
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.
Sesekali lihat ke belakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung.
v  Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada, kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.

Persembahan
Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada:
v  Allah SWT.
v  Ayah dan Ibu tercinta.
v  Kakak tercinta.
v  Guru Pembimbing serta Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Purworejo.
v  Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 4 Purworejo.
v  Teman-teman kelas XI IPA 1, SMA Negeri 4 Purworejo.
v  Masyarakat serta bangsa dan Negara.



ABSTRAK

Indonesia merupakan Negara yang memilik keanekaragaman tanaman obat yang melimpah. Tanaman obat merupakan tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan berbagai macam penyakit. Tanaman obat diracik sebagai ramuan jamu tradisional dan obat-obatan tradisioanal lainnya. Ramuan-ramuan tersebut digunakan untuk menjaga kondidi tubuh agar tetap sehat, mencegah penyakit dan juga sebagian untuk mempercantik diri.
Macam-macam tanaman obat diantaranya yaitu bangle, temulawak, daun dewa, jeruk nipis, kelor, kumis kucing, kunyit, mengkudu, dan beringin. Sebagian besar tanaman tersebut mengandung berbagai senyawa kimia seperti saponin, minyak atsiri, vitamin dan mineral yang bermanfaat dalam mengobati berbagai macam penyakit seperti batuk, sakit kepala, diabetes, kencing manis, dan lain-lain. Tanaman obat tersebut diramu dengan cara direbus maupun ditumbuk. Cara penggunaan tanaman obat yaitu untuk tubuh bagian dalam dengan cara meminum air rebusannya, sedangkan untuk pengobatan bagian luar dengan cara mengoleskan atau memborehkan tanaman yang diramu pada bagian yang sakit atau luka.
Dalam segi penyembuhan, obat yang berasal dari tanaman herbal memiliki banyak kelebihan dibandingkan obat yang berasal dari bahan kimia. Kelebihannya yaitu tidak menimbulkan efek samping sehingga sangat aman untuk dikonsumsi serta bebas racun, karena obat alami justru dapat dijadikan sebagai peluruh racun atau detoksifikasi. Selain menyembuhkan dan menghilangkan akar penyakit, obat alami meningkatkan system kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Selain itu, obat alami mengandung banyak khasiat.  Satu jenis tanaman obat dapat digunakan untuk mengobati lebih dari satu macam penyakit.







KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Berbagai Macam Tanaman Obat dan Manfaatnya” dengan baik tanpa ada halangan suatu apapun.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Drs. Arif Arvianta Achmad M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Purworejo
2.      Sukinah S.Pd.selaku Wali Kelas XI IPA 1
3.      Sunarna S.Pd. selaku guru pembimbing mata pelajaran bahasa Indonesia.
4.      Ayah dan Ibu yang telah  memberikan dukungan dan motivasi baik moral maupun material.
5.      Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam pembuatan karya ilmiah di masa yang akan datang. Mudah-mudahan karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

                                                                        Purworejo, 15 April 2013
                                               
                                                                   Penulis




DAFTAR ISI       

HALAMAN JUDUL……………………………….....…………………………….
……………………………..……………………………..…i
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………...……
…………………….………………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
………………………………………….............................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO……………………………………...
……………….…………………………………………….iv
ABSTRAK………………………………………………………………………….
……………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR............................................................................................
……….………………………………………....................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................
............................................................................................vii
Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………...
……………………………………………………………..1
A.  Latar belakang .............................................................................................1
B.  Rumusan Masalah .......................................................................................2
C.  Batasan Masalah…………………………………………….………..……2
D.  Tujuan Penelitian..........................................................................................2
E.   Manfaat Penelitian........................................................................................2
F.   Metode Penelitian………………………………………………..……..….2
Bab II : Pengenalan Tanaman Obat………………….……………..………………
………………………………………………………………..4
A.  Pengertian…………………………………………………………………..4
B.  Penggolongan Obat Tradisional…………………………………………….4
C.  Tanaman Obat Keluarga…………………………………………………....5
Bab III: Perbedaan Obat Alami dengan Obat Kimia…………………………….…
…………………………………………………………...……7
Bab IV: Petunjuk Penggunaan Tanaman obat………………………………….....
…………………………………………………………………9
A.  Waktu Pengumpulan………………………………….…………………..9
B.  Pencucian dan Pengeringan…………………………….…………………9
C.  Sifat dan Cita Rasa……………………………………….……………….9
D.  Cara Merebus Ramuan Obat…………………………….……………….10
E.   Waktu Konsumsi…………………………………………………………11
F.   Cara Minum Obat………………………………………………………...11
G.  Lama Pengobatan…………………………………………………………11
Bab V: Macam-macam Tanaman Obat dan Pemanfaatnya…………………….....
……………………………………………………………..12
1.    Daun Dewa………………………………………………..…………........12
2.    Bangle……………………………………………………………………..13
3.    Kunyit……………………………………………………………………..16
4.    Mengkudu…………………………….…………………………………...18
5.    Sirih………………………………………………………………………..21
6.    Kumis Kucing……………………………………………………………..24
7.    Kelor………………………………………………………………………26
8.    Jeruk Nipis………………………………………………………………...28
9.    Beringin…………………………………………………………………...31
10.     Belimbing………………………………………………………………..33
11.     Sirsak…………………………………………………………………….35
12.     Ketepeng Kecil…………………………………………………………..36
13.     Tanduk Rusa……………………………………………………………..38
14.     Kapulaga………………………………………………………………....39
Bab VI: Kelebihan Tanaman Obat Dibandingkan Obat-obatan Kimia…………....
………………………………………………………………42
Bab V : Penutup………………………………………………………………….....
………………………………………………………………44
A.  Kesimpulan................................................................................................44
B.  Saran..........................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
…………………………………………….……………………………..45




BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Obat mempunyai makna, bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, maupun zat kimia tertentu yang bertujuan, untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Namun jika melihat kenyataan yang terjadi sekarang, obat bukan menjadi alternatif utama untuk penyembuhan penyakit tetapi menjadi akar dari pemunculan penyakit.
 Obat ada yang bersifat tradisional/alami yaitu obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika  yang dikenal sebagai obat kimia.
Obat alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup potensi yang ada di dalamnya.
Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis, spesies. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat Oleh karena itu, tidah heran jika bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, termasuk tanaman obat.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, obat alami mulai ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan banyak dari mereka yang tidak mengetahui manfaat tanaman-tanaman yang ada disekitarnya yang dapt digunakan untuk menyembuhkan penyakit.
Berangkat dari masalah tersebut, penulis bermaksud untuk mencari berbagai informasi tentang tanaman obat. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul ”Berbagai Macam Tanaman Obat dan Manfaatnya.”


B. Rumusan Masalah
1.      Apakah perbedaan obat kimia dengan obat alami yang berasal dari tanaman obat?
2.      Apa saja jenis tanaman obat atau tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami?
3.      Apa saja kandungan  yang terdapat pada tanaman obat yang dijadikan sebagai obat alami?
4.      Apa saja manfaat tanaman obat ?
5.      Bagaimana cara meramu atau meracik obat dari tanaman obat?
6.      Apa saja kelebihan tanaman obat (obat alami) dibandingkan dengan obat-obatan dari bahan kimia?

C. Batasan Masalah
            Di dalam karya ilmiah ini, dikarenakan pembahasan mengenai tanaman obat cangkupannya sangat luas, penulis hanya membatasi pada jenis, macam, manfaat dan cara meramunya, kelebuhan tanaman obat dibandingkan obat-obatan kimia.

D. Tujuan        
1.      Memberi penjelasan tentang kelebihan tanaman obat dibandingkan obat kimia.
2.      Mengetahui jenis tanaman obat lokal yang dapat digunakan sebagai obat alami.
3.      Mengetahui kandungan dan manfaat tanaman obat yang ada di sekitar kita.
4.      Mengetahui cara meramu tanaman obat untuk dijadikan obat alami.
5.      Untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.

E. Manfaat
1.      Siswa mendapat pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.
2.      Siswa mendapatkan wawasan baru dalam hal kesehatan
3.      Sebagai acuan bagi masyarakat dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami

F. Metode penelitian
Metode yang penulis gunakan adalah metode pustaka, yaitu dengan mencari sumber dari buku, majalah dan internet.

G. Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
A.  Latar Belakang
B.  Rumusan Masalah
C.  Batasan Masalah
D.  Tujuan
E.   Manfaat
F.   Metode Penelitian
BAB 2 Pengenalan Tanaman Obat
A.  Pengertian
B.  Penggolongan Obat Tradisional
C.  Tanaman Obat Keluarga
BAB 3 Metodelogi Penelitian
BAB 4 Perbedaan Obat Alami dengan Obat Kimia
BAB 5 Petunjuk Penggunaan Tanaman Obat
A.  Waktu Pengumpulan
B.  Pencucian dan Pengeringan
C.  Sifat dan Cita Rasa
D.  Cara Merebus Ramuan Obat
E.   Waktu Konsumsi
F.   Cara Minum Obat
G.  Lama Pengobatan
BAB 6 Macam-macam Tanaman Obat dan Pemanfaatannya
BAB 7 Kelebihan Tanaman Obat Dibandingkan Obat-obatan Kimia
BAB 8 Penutup
A.  Kesimpulan
B.  Saran
  


BAB II
PENGENALAN TANAMAN OBAT

A.     Pengertian
Tanaman obat adalah jenis tanaman yang mengandung zat-zat tertentu yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Tanaman obat biasanya diolah sebagai obat herbal yang diolah secara modern maupun dimmanfaatkan secara langsung yaitu diolah secara tradisional.
Obat dapat didefenisikan sebagai bahan yang memiliki kandungan tertentu yang dapat dimaanfaatkan untuk menyembuhkan, mencegah berbagai macam penyakit.
Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam, dan khusus dalam karya ilmiah ini yang dimaksud dengan obat alami adalah obat asal tanaman.
Obat alami dapat pula didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasal dari alam, tanpa rekayasa atau buatan, bisa berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional, namun cara pembuatannya dipermodern. Apabila obat tersebut diperuntukkan bagi hewan maka obat alami tersebut diberi keterangan tambahan “untuk hewan”.

B.       Penggolongan Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
a.)      Jamu (Empirical based herbalmedicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
b.)      Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akutmaupun kronis.
c.) Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

C.      Tanaman Obat Keluarga
a)    Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
b)   Pemanfaatan Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
  1. Demam panas
  2. Batuk
  3. Sakit perut
  4. Gatal-gatal
c)  Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.    Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
2.    Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
3.    Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
4.    Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
5.    Jenis tanaman yang hampir punah
6.    Jenis tanaman yang masih liar
7.    Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
d) Fungsi Toga
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1.    Upaya preventif (pencegahan)
2.    Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
3.    Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
1.    Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
2.    Sarana untuk pelestarian alam.
3.    Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
4.    Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
5.    Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
6.    Sarana untuk pemertaan pendapatan.
7.    Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
8.    Sarana keindahan. Dengan adanya toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.








BAB III
Perbedaan Obat kimia dengan Obat Alami

Obat Herbal :
1.    Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organ-organ yang rusak.
2.    Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
3.    Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya pada sumber penyebab penyakit.
4.    Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang memerluakan pengobatan lama.
5.    Reaksi lambat tetepi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan membangun kembali organ-organ yang rusak.
6.    Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli dan berpengalaman.

Obat Kimiawi :
1.    Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
2.    Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
3.    Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi racun yang berbahaya.
4.    Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.
5.    Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
6.    Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal, mengakibatkan lemak darah.
7.    Reaksi terhadap tubuh cepat.

Bila ditanyakan mana yang lebih baik antara obat tradisional dan obat kimia, jawabannya bergantung pada situasi dan kondisi. Karena reaksi obat tradisional yang lambat, pada kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit. Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat. Dalam kondisi tersebut, jika pasien menginginkan, obat tradisional dapat tetap diberikan tetapi tidak dapat digunakan secara tunggal melainkan dapat dikombinasikan penggunaannya bersama obat kimia dan obat medis lainnya yang diperlukan. Pada saat seperti itu, fungsi obat herbal lebih dititikberatkan pada peningkatakan efektifitas pengobatan sekaligus mengurangi efek samping yang ditimbulkan obat kimia. Berbeda halnya pada pasien dengan kondisi yang boleh dikatakan masih aman. Penggunaan obat herbal masih dapat digunakan secara tunggal atau jika diinginkan, dapat juga dikombinasikan dengan obat kimia untuk meningkatkan efektifitas pengobatan tentunya dengan memberi selang waktu pemakaian antara kedua jenis obat tersebut.
Mengapa kecepatan reaksi kedua jenis obat tersebut bisa berbeda? Jawabannya berkaitan dengan mekanisme kerja kedua jenis obat tersebut. Seperti yang telah disinggung dalam tabel di atas, obat kimia bekerja dengan menghilangkan gejala atau penyebab dan meredam rasa sakit. Menurut beberapa ahli obat-obatan kimia lebih banyak bertujuan untuk mengobati gejala penyakitnya, tetapi tidak menyembuhkan sumbernya. Intinya, obat kimia hanya mampu memperbaiki beberapa sistem tubuh. Berbeda halnya dengan obat tradisional yang bekerja langsung pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni dengan memperbaiki sel-sel, jaringan, dan organ-organ tubuh yang rusak serta dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk berperang melawan penyakit. Contohnya, meniran (Phyllanthus urinaria) yang memiliki efek seperti antibiotik. Ia tidak langsung membunuh kuman, namun mengaktifkan kelenjar di dalam tubuh yang menghasilkan sel-T yang merupakan pembunuh alami kuman.






BAB IV
PETUNJUK PENGGUNAAN TANAMAN OBAT

Dalam menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga hasil pengobatan yang maksima.Bacalah dengan seksama semua petunjuk seputar tumbuhan obat di bawah ini.

A. Waktu Pengumpulan
Guna mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum:
s  Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
s  Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
s  Buah dipetik dalam keadaan masak.
s  Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
s  Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.

B. Pencucian dan Pengeringan
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
s  Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
s  Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
s  Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.

C. Sifat dan Cita Rasa
Didalam Traditional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cira rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan pengelat. Rasa pahit dapat mengilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan cita rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.

D. Cara Merebus Ramuan Obat
Perebusan umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, atau panic email. Pot keramik dapat dibeli di took obat tradisional Tionghoa. Panic dari besi, alumunium atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal ini diingatkan karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.
Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.
Lakukan perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya api besar dan api kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu merebus baha obat. Sebagai contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil sehingga zat berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan api yang kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan obat yang dimaksudkan agar pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebih dari zat yang merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.

E. Waktu Minum Obat
Bila tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat diminum sebelum makan kecuali obat tersebut merangsang lambung maka diminum setelah makan. Obat berkhasiat tonik diminum sewaktu perut kosong, dan obat berkhasiat sedative diminum sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis diminum sesuai jadwal secara teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin sesuai kebutuhan atau diminum sebagai pengganti teh.

F. Cara Minum Obat
Obat biasanya diminum satu dosis sehari yang dibagi untuk 2-3 kali minum. Umumnya diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan sindroma luar. Setelah minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut supaya tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat.
Untuk pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatan tercapai.

G. Lama Pengobatan
Tumbuhan obat yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat, namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini berbeda dengan obat kimiawi yang hasil pengobatannya terlihat cepat namun destruktif. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan penggunaannya untuk penyakit-penyakit infeksi akut. Tumbuhan obat lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimiawi, atau memerlukan kombinasi antara obat kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat.





BAB V
MACAM-MACAM TANAMAN OBAT DAN PEMANFAATANNYA

1)      Daun Dewa
a.    Pengenalan
Daun Dewa mempunyai nama latin (Gynura divaricata), orang China menyebutnya Samsit. Tinggi tanaman ini sekitar 30-40 cm, merupakan tumbuhan tegak, batang daun pendek lunak berbentuk segi lima, dengan penampang berbentuk lonjong dan berambut pada sisi luar.
Daun Dewa memiliki panjang 20 cm, lebar 10 cm, dengan tangkai pendek, bulat lonjong berdaging, berbulu halus, ujung daunnya lancip, bertoreh pada tepi daun serta warna hijau keunguan. Daun dewa juga memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, berkelopak hijau berbentuk cawan, dan benang sari berwarna kuning berbentuk jarum.

b.   Manfaat
·      Analgesik (meredakan rasa nyeri)
·      Anti Inflamasi (anti radang)
·      Khasiat daun dewa melancarkan sirkulasi darah.
·      Daun dewa digunakan untuk obat menurunkan tekanan darah tinggi
·       Khasiat daun dewa mengobati luka memar
·       Daun dewa sebagai obat pereda rasa nyeri.
·      Khasiat daun dewa sebagai obat anti radang.
·      Daun Dewa obat untuk menghentikan pendarahan.
·      Khasiat daun dewa sebagai obat meluruhkan kencing.
·      Daun dewa adalah obat penurun panas.
·      Khasiat daun dewa sebagai obat kencing manis atau diabetes mellitus.
·       Daun dewa obat pembersih racun dalam tubuh.

c.    Cara Pengolahan
Pengolahan obat yang berasal dari daun dewa, bisa dengan daun segar yang disajikan langsung ataupun dalam bentuk ekstrak, yaitu daun disterilkan dan dikeringkan. Setelah benar-benar kering, daun digiling hingga menjadi tepung atau simplisia. Kemudian tepung disaring agar halus rata, lalu siap dimasukkan dalam kapsul.
1.) Menurunkan Darah Tinggi:
§  Ambil 7 lembar daun dewa yang lebar dan siap panen
§   Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas
§  Minum 2 kali sehari sesudah makan.
§  Lebih baik lagi kalau daun dewa dijadikan lalapan.
2.)  Obat Luka Memar:
§  Ambil daun dan umbi daun dewa seberat 20 gram.
§  Daun jarak segar 10 lembar.
§  Haluskan ketiga bahan, setelah halus tapalkan pada daerah yang sakit.
3.)  Obat flek hitam pada wajah:
 Cara penggunaannya sangat sederhana yaitu dengan mengambil daunnya yang mempunyai getah lalu getahnya dioleskan pada flek hitam tersebut. Masih banyak manfaat bagi daun dewa tersebut.
4.)  Digigit ular / digigit binatang lain:
     Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan di tempat kelainan.
5.)  Kutil  : 
§  5 lembar daun dewa dihaluskan,
§  Daun dewa yang telah ditumbuk dilumurkan pada tempat yang berkutil.
§  Kemudian dibalut, dilepas keesokan harinya.
6.)  Luka terpukul, tidak datang haid:
§  15-30 gram herba direbus atau ditumbuk, diambil airnya.
§  Dicampur dengan arak yang sudah dipanaskan.
§  Minum.
7.)  Perdarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan muntah darah :
§  1 (satu) batang lengkap (15 gram) direbus.
§  Minum.
8.)  Kejang pada anak:
§  1 batang ditumbuk ambil airnya.
§  Campur arak, minumkan.
9.)  Luka terpukul, masuk angin:
§  6-9 gram umbi segar.
§  Ditambah arak kuning (wong ciu) secukupnya.
§  Kemudian dipanaskan, minum.

d.   Kandungan
Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah buah dan daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.


2)      Bangle
a.    Pengertian
Bangle (Zingiber montanum (J.König) Link ex A.Dietr. = syn. Zingiber cassumunar, syn. Z. purpureum Roxb.) adalah salah satu tanaman rempah-rempah anggota suku temu-temuan (Zingiberaceae).Rimpangnya dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan bahan pengobatan. Tumbuhan ini dikenal diberbagai tempat dengan nama yang bervariasi: mungle (Aceh), bungle (Tapanuli), kunik bolai (RanaMinang), banglee'iy (Rejang), panglai (Pasundan/Sunda), pandhiyang (Madura), bale (Makassar), panini (Bugis), unin makei (Ambon).
Bangle ditemukan di kawasan India selatan yang beriklim tropis dan kawasan Asia Tenggara seperti : vietnamthailand, malaysia, indonesiamyanmarlaos dan kamboja.
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, yaitu dari India sampai Indonesia. Di Jawa, bangle dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m diatas permukaan air laut. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat.
Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat.

b.   Pemanfaatan :
Bagian yang digunakan:
s  Rimpang,
s  Daun
Kegunaan:
v Rimpang:
o  Demam, sakit kepala.
o  Batuk berdahak.
o  Perut nyeri, masuk angin.
o  Sembelit. - Sakit kuning.
o  Cacingan.
o  Rheumatism.
o  Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
o  Mengecilkan perut setelah melahirkan.
o  Kegemukan.
v Daun:
o  Tidak napsu makan.
o  Perut terasa penuh.
c.    Cara Pengolahan
1.    Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
2.    Pemakaian luar:
a)    Rimpang secukupnya dicuci bersih
b)   Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.
Pemakaian:
1.    Demam, masuk angin.
§  15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut.
§  Tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. 
§  Diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum.
§  Lakukan 2 kali sehari.
2.     Perut mules:
§  Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan  lempuyang wangi,  masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. 
§  Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. 
§  Setelah dingin disaring, lalu diminum.
3.     Sakit kepala karena demam:
§  Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. 
§  Tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. 
§  Dipakai sebagai pilis pada dahi.
4.    Sakit kuning:
§  1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut.
§  Tambahkan air masak dan madu masing-masing 1 sendok makan.
§  Peras dan saring, minum. 
§  Lakukan 2 kali sehari.
5.     Nyeri sendi (rheumatism):
§  Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak sampai menjadi adonan seperti bubur encer.
§  Borehkan kebagian sendi yang sakit.
6.    Mengecilkan perut setelah melahirkan:
§  Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut,
§  borehkan pada  perut.
7.    Cacingan:
§  3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk halus.
§  Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu diperas dan disaring.
§  Minum.
8.     Radang seiaput lendir mata:
§  Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir
§  Jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya.  Rebus
§  dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah
§  dingin disaring, minum.

9.    Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
§  Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dbagi untuk 2 kali minum. Pagi dan sore hari.
§  ½ jari rimpang bangle, ½ jari rimpang temu giring, ¾ jari rimpang lempuyang wangi, ¼ genggam daun kemuning, ¼ genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunyaRebus dengan 4 ½ gelas air bersih sampai tersisa ½ -nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x ¾ gelas.
§  Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing ½ jari tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

             d.     Kandungan
Sifat kimiawi dan efek farmakologis: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge). Kandungan kimia: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.


3)    Kunyit
a.    Pengertian
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jaheanZingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).

b.   Manfaat
Untuk mengobati diabetes, tifus, usus buntu, disentri, keputihan, amandel, cangkrang, haid tidak lancar dan sakit perut.

c.    Cara Pengolahan
1. Diabetes mellitus
§  Bahan: 3 rimpang kunyit, ½ sendok the garam
§  Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air
§  sampai mendidih, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu ½ gelas.
2. Tifus
§  Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto.
§  Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis,kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring.
§  Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.
3. Usus buntu 
§  Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren. Garam secukupnya.
§  Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: Diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur.
4. Disentri
§  Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum dan diulangi sampai sembuh.
5. Sakit Keputihan
§  Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buahasam, 1 potong gula kelapa/aren.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring.
§  Cara menggunakan: diminum 1 gelas sehari.
6. Haid tidak lancar
§  Bahan: 2 rimpang kunyit, ½ sendok Teh ketumbar, ½ sendok teh biji pala, ½  genggam daun srigading.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 1 gelas sehari.
7. Perut mulas pada saat haid
§  Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, ½ rimpang kencur sebesar 4 cm.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan ½ gelas air panas dan disaring.
§  Cara menggunakan: ditambah garam dan gula secukupnya dan diminum pada hari pertama haid.
8. Memperlancar ASI
§  Bahan: 1 rimpang kunyit
§  Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus
§  Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.      
9. Cangkrang (Waterproken)
§  Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng,
§  Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
§  Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.
10. Amandel                                                           
§  Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu
§  Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan ½ gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring
§  Cara menggunakan: diminum secara rutin 2 hari sekali.
11. Berak lendir
§  Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, ¼ sendok makan kapur sirih
§  Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari ½ gelas, pagi dan sore.
12. Morbili                 
§  Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle
§  Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus
§  Cara menggunakan: dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak

d.   Kandungan
Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk pengobatan hepatitisantioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba, anti kolesterol, anti HIV, anti tumor(menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara, menghambat ploriferasi sel tumor pada usus besar, anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik), diabetes melitus, tifus, usus buntu,disentri, sakit keputihan, haid tidak lancar, perut mulas saat haid, memperlancar ASI, amandel, berak lendir, morbili, cangkrang (waterproken).
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpenturmerontumeon 60%, zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.

4)    Mengkudu
a.    Pengertian
 (Bahasa Aceh: keumeudee, Jawa: pacekemudukudu), cangkudu (Sunda), kodhuk (Madura), tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi).
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa. Mengkudu (keumeudee) karena itu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5cm-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A. yg katanya bisa menyembuhkan ambein.
Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm.Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.

b.   Manfaat
Mengobati: hipertensi, sakit kuning, demam, influenza, batuk, sakit perut, menghilangkan sisik pada kaki.

c.    Cara Pengolahan
1.    Hipertensi
§  Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu.
§  Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
2.      Sakit Kuning
§  Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong gula batu.
§  Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
3.    Demam (masuk angin dan infuenza)
§  Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur.
§  Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
4.    Batuk
§  Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut).
§  Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
5.    Sakit Perut
§  Bahan: 2-3 daun Mengkudu.
§  Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas.
§  Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum.
6.     Menghilangkan sisik pada kaki
§  Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.
§  Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit, kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.

d.   Kandungan mengkudu
·       Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
·       TerpenoidZat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.
·       Zat anti bakteriZat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
·       ScolopetinSenyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
·       Zat anti kankerZat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
·       Xeronine dan ProxeronineSalah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

5)    Sirih
a.    Pengertian
Merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

b.   Manfaat
Macam manfaat daun sirih:
s  Pemakaian dalam:
1.      Batuk
2.      Sariawan
3.      Bronchitis
4.      Jerawat
5.      Keputihan
6.      Sakit gigi karena berlubang
7.      Demam berdarah
8.      Bau mulut
9.      Haid tidak teratur
10.  Asma
11.  Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
12.  Gusi bengkak (getahnya)
13.  Membersihkan Mata
14.  Bau ketiak

s  Pemakaian luar :
1.        Eksim
2.        Luka bakar
3.        Koreng (pyodermi)
4.        Kurap kaki
5.        Bisul
6.        Mimisan
7.        Sakit mata
8.        Perdarahan gusi
9.        Mengurangi produksi ASI yang berlebihan.

c.     Cara Pengolahan
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan.
§  Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
§  Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, kemudian dipanggang dengan api.
§  Cara menggunakan: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.
2. Keputihan
§  Bahan: 7 - 10 lembar daun sirih.
§  Cara membuat: direbus dengan 2 ½ liter air sampai mendidih.
§  Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
3. Sakit Jantung
§  Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang merah, 1 sendok jintan putih.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan  beberapa menit, kemudian diperas dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.
4. Sifilis
§  Bahan: 25 - 30 lembar daun sirih bersama tangkainya, ¼ kg gula aren dan garam dapur secukupnya.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
5. Alergi/biduren
§  Bahan: 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1 ½ sendok minyak kayu putih.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
§  Cara menggunakan: dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
6. Diare
§  Bahan: 4 - 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa.
§  Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
§  Cara menggunakan: digosokkan pada bagian perut.
7. Menghentikan pendarahan gusi
§  Bahan: 4 lembar daun sirih.
§  Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
§  Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
8. Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa)
§  Bahan: 1 lembar daun sirih.
§  Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit supaya keluar minyaknya.
§  Cara menggunakan: dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah / mimisan.
9. Sakit gigi berlubang
    a. Bahan: 1 lembar daun sirih.
s  Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
s  Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur,  diulang secara teratur sampai sembuh.
    b. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, garam ½ sendok
s  Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk sampai garam larut, biarkan sampai dingin.
s  Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.

10. Bronkhitis
§  Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
§  Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 3 sendok makan.
11. Batuk
a)    Bahan: 4 lembar daun sirih.
s  Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
s  Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
b)   Bahan: 4 lembar daun sirih.
s  Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
s  Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
c)    Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoro upas dan madu secukupnya.
s  Cara membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama daun widoro dengan 2 gelas air sampai mendidih,
s  Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
d)   Bahan: 4 lembar daun sirih.
s  Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
s  Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

d.        Kandungan
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betlephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.

6)    Kumis Kucing
a.    Pengertian
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants / java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meterBatang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daunberbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7,5mm – 1.5cm. urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4,5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1,75 – 2mm. Gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.

b.        Kegunaan
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai penyakit. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis, reumatik dan menurunkan kadar glukosa darahSelain bersifat diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri

c.         Cara  Pengolahan
30 - 60 gr (daun kering) atau 90 - 120 gr (daun basah) direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh.
Cara pemakaian:
1. Nephritis, edema (bengkak):
s  Aristatus (kumis kucing) 30 gr,
s  Planto asiatica (daun urat) 30 gr,
s  Hedyotis diffusa. (rumput lidah ular) 30 gr,
s  Semuanya direbus.
2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan) :
s  Aristatus, Phyllanthus urinaria (meniran).
s  Commelina communis, masing-masing 30 gr.
s  Direbus.

d.  Kandungan
Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing. Kandungan kimia: Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

7)    Kelor
a.        Pengertian
Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning -kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijaubunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak..
Nama umum Indonesia: Kelor, limaran (Jawa)Inggris: Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree; Melayu: kalor, merunggai, sajina; Vietnam: Chùm ngây; Thailand: ma-rum; Pilipina: Malunggay.
Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulatberwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.

b.   Pemanfaatan
Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:
s  7 x vitamin C pada jeruk
s  4 x calcium pada susu
s  4 x vitamin A pada wortel
s  2 x protein pada susu
s  3 x potasium pada pisang
Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.
Manfaat utama daun kelor adalah:
  1. Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
  2. Menyegarkan mata dan otak
  3. Meningkatkan metabolisme tubuh
  4. Meningkatkan stuktur sel tubuh
  5. Meningkatkan serum kolesterol alamiah
  6. Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
  7. Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
  8. Memperindah kulit
  9. Meningkatkan energi
  10. Memudahkan pencernaan
  11. Antioksidan
  12. Memelihara sistem imunitas tubuh
  13. Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
  14. Bersifat anti-peradangan
  15. Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
  16. Mendukung kadar gula normal tubuh

c.    Cara Pengolahan
1. Sakit Kuning
§  Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau.
§  Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
§  sampai merata.
§  Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
§  Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih.
§  Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
§  Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3. Rabun Ayam
§  Bahan: 3 gagang daun kelor.
§  Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.
§  Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Sakit Mata
§  Bahan: 3 gagang daun kelor.
§  Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap.
§  Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
5. Sukar Buang Air Kecil
§  Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama.
§  Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum setiap hari.

6. Cacingan
§  Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran.
§  Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum.
7. Biduren (alergi)
§  Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya.
§  Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2  gelas, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
8. Luka bernanah
§  Bahan: 3-7 gagang daun kelor.
§  Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
§  Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.

d.        Kandungan
Akar dan daun kelor (Moringa Olivera) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak. Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya. Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).


8)    Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia, Swingle)
a.    Pengertian
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 ½ tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil berwarna putih dan buahnya berbentuk bulat seperti bola pimpong.Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit,agak serupa rasanya dengan lemon.
Nama lokal:
Lime (Inggris), lima (Spanyol), limah (Arab), jeruk nipis (Indonesia),  jeruk pecel (Jawa), limau asam (Sunda).

b.   Pemanfaatan
Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C lebih banyak dibandingkan jenis jeruk lainnya. Selain digunakan untuk penyedap makanan jeruk nipis bisa menyembuhkan berbagai penyakit banyak antara lain:
1.      Ambeien
2.      Amandel
3.      Anyang-anyangan
4.      Batuk
5.      Batuk disertai influenza
6.      Bau badan
7.      Batu ginjal
8.      Difteri
9.      Demam
10.  Haid tidak teratur
11.  Jerawat
12.  Radang tenggorokan
13.  Tekanan darah tinggi
Jeruk nipis juga bermanfaat untuk kecantikan, antara lain: membuat kuku cemerlang, membuat rambut halus, lembut dan berkilau, dan dapat menghilangkan ketombe.

c.    Cara Pengolahan
1.    Amandel
§  Bahan : 1 buah jeruk nipis, 1 ½  rimpang kunyit sebesar ibu jari diparut dan 2 sendok makan madu.
§  Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil aimya, kunyit diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan madu dengan ditambah ½ gelas air, diaduk sampai merata, dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 2 hari sekali secara teratur.
2. Malaria
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 sendok makan kecap, garam secukupnya.
§  Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan lainnya dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum tiap pagi menjelang sarapan.
3. Ambeien
§  Bahan: 2 - 4 potong akar jeruk nipis.
§  Cara membuat: direbus dengan 1 ½ liter air sampai mendidih hingga tinggal 1 liter, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum setiap sore weara teratur.
4. Sesak Nafas
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 siung bawang merah, 1 butir telur ayam kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 potong gula batu.
§  Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, bawang merah diparut kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan diseduh dengan air panas secukupnya, diaduk sampai merata, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum setelah makan pagi secara teratur.
5. Influenza
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, ½ sendok minyak kayu putih, kapur sirih secukupnya.
§  Cara membuat: jeruk nipis dipanggang sejenak dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahannya dan diaduk sampai merata, dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari secara teratur.
6. Batuk
a)    Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1½ sendok kecap, garam secukupnya
s  Cara membuat: jeruk nipis diperis untuk diambil airnya.
s  Cara menggunakan: diminum secara teratur 1 kali sehari selama sakit.
b)   Bahan: 1 buah jeruk nipis, ¼ sendok tepung biji buah pala, 1 sendok minyak kayu putih.
s  Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata.
s  Cara menggunakan: dipakai sebagai bedak dan dioleskan pada dada dan punggung.
7. Sakit panas
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, ½  sendok minyak kelapa, 1 sendok minyak kayu putih, 2-4 siung bawang merah yang dihaluskan.
§  Cara membuat:  jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata.
§  Cara menggunakan: dipakai sebagai kompres dan obat gosok untuk dada dan punggung.
8. Sembelit
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 - 4 siung bawang merah, 1 sendok minyak kayu putih, buah asam secukupnya, 2 sendok air masak.
§  Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan dihaluskan bersama-sama.
§  Cara menggunakan: dioleskan di seluruh tubuh, terutama di seputar perut.
9. Telambat datang bulan
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, kapur sirih dan garam secukupnya.
§  Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kunyit diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur merata dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
10. Perut mules pada waktu haid datang bulan
§  Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1½ rimpang jahe sebesar ibu jari, 3 mata buah asam yang sudah masak, 1 potong gula kelapa.
§  Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, jahe diparut, kemudian semua bahan tersebut dicampur dan diberi ¾ gelas air masak dan disaring.
§  Cara menggunakan: diminum pada hari pertama haid.
11. Disentri
§  Bahan: 2 potong akar jeruk nipis.
§  Cara membuat: direbus dengan 2½ gelas air sampai mendidih, kemudian disaring.
§  Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

d.   Kandungan
Jeruk nipis megandung senyawa kimia yang bermanfaat . Misalnya: limonene, linanin, asetat, fellandren dan sitral. Disamping itu jeruk nipis mengandung asam sitrat. 100 gram jeruk nipis mengandung:
·      Vitamin C 27 miligram
·      Kalsium 40 miligram
·      Fosfor 22 miligram
·      Hidrat arang 12,4 miligram
·      Vitamin B 1 0,04 miligram
·      Zat besi 0,6 miligram
·      Lemak 0,1 miligram
·      Kalori 37 miligram
·      Protein 0,8 miligram
·      Air 86 miligram

9)    Beringin
a.    Pengertian Beringin
Beringin adalah jenis pohon besar, tingginya bisa mencapai 20 – 35 meter, berakar tunggang.Dari cabang – cabangnya keluar akar gantung, daunnya meruncing dan buahnya kecil – kecil dan bulat. Pohon ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, akan tetapi Pohon ini dapat juga dimanfaatkan sebagai obat alami, baik daun, babak, ataupun akarnya karena memiliki kandungan bahan kimia yang alami yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.Beringin merupakan tumbuhan yang memiliki nama latin Ficus benyamina L. ini banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5 – 1 cm, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna merah. Biji bulat, keras, putih.
b.    Manfaat Beringin
Beringin (Ficus benyamina L) memiliki manfaat dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
·      Malaria
·      Radang saluran pernafasan
·      Amandel
·      Luka terpukul
·      Rematik
·      Kanker
·      Influensa
·      Demam tinggi
·      Sakit kepala
·      Salah urat

c.    Cara Pengolahan
Adapun cara meramu beringin untuk dijadikan obat antara lain :
v Untuk obat dalam :
Ø Daun :
s  Daun yang masih segar sebanyak 50 gr dibersihkan terlebih dahulu
s  Setalah itu daun tersebut direbus dengan 3 gelas air selama beberapa menit sampai diperkirakan air rebusannya menjadi segelas air,
s  Kemudian disaring
s  Setelah disaring maka siap untuk diminum.
s  Untuk menyembuhkan penyakit pilek, demam tinggi dan lain–lain.

Ø Akar udaranya :
s  75 – 100 gr dipotong menjadi bagian yang kecil dan di cuci
s  Kemudian direbus dengan 3 gelas air selama beberapa menit  sampai tersisa airnya menjadi segelas dan disaring
s  Setelah itu air saringannya diminum, 2 kali sehari untuk satu gelas.
s  Untuk menyembuhkan penyakit radang amandel dan kanker.
v Untuk obat luar :
Untuk pengobatan bagian luar:
Ø Daun :
s  Ambil beberapa daun yang masih segar.
s  Setelah itu ditumbuk sampai halus.
s  Setelah itu oleskan pada bagian yang bengkak.
Ø Akar gantung :
s  Ambil beberapa akar yang lunak.
s  Setelah itu di tumbuk sampai halus.
s  Setelah itu oleskan pada bagian yang bengkak.

d.   Kandungan pada beringin
Beringin memiliki kandungan seperti :
·      Amino
·      Fenol
·      Gula
·      Asam Orange

10)           Belimbing (Averrhoa bilimbi)
a.    Pengertian
Belimbing adalah tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia, terutama di Sumbawa. Belimbing tumbuhan yang berdaun majemuk, tinggi pohonnya antara 5 – 12 m, buahnya ada yang manis. Daunnya yang muda dan buahnya dapat dijadikan sayur, selain dapat dijadikan sayur belimbing dapat dijadikan obat alami karena dapat menghilangkan beberapa penyakit baik penyakit dalam maupun penyakit luar.Buah belimbing berwarna kuning kehijauan.Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau.Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang.Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C.
Pohon ini memiliki bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan.Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari.Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh lebah.Salah satu jenis dari belimbing, yang disebut belimbing wuluh, sering digunakan untuk bumbu masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada masakan.

b. Manfaat belimbing
Manfaat Belimbing (Averrhoa belimbing):
·      Sariawan
·      Jerawat
·      Amandel
·      Panu
·      Sakit Kepala
·      Batuk
·      Rematik

c.    Cara meramu
v Untuk obat dalam :
a)      Bunga:
s  1 genggam bunga belimbing  dan 1 potong gula batu.
s  Direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.
s  Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin.untuk obat batuk, sariawan dan lain – lain.
b)      Buah:
s  3 buah belimbing asam dan garam secukupnya.
s  Cara membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai merata.
s  Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak pada bagian wajah yang berjerawat.
v Untuk pengobatan luar :
a)      Daun:
s  1 genggam daun belimbing asam
s  Cara membuat: ditumbuk halus dapat ditambah dengan kapur
s  Cara menggunakan: digosokan pada bagian sakit: rematik, pegel linu, panu dan lain – lain.

d.   Kandungan belimbing
Belimbing memiliki kandungan bahan kimia alami yang dapat menghabat penyakit. Adapun kandungan pada belimbing antara lain:
·      Lemak
·      Protein
·      Asam pantotenat
·      Folat
·      Vitamin C
·      Fosfor
·      Kalium



11)           Sirsak (Annona murricata Linn)
a.    Pengertian
Sirsak adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, Sirsak (Annona muricata) berupa tumbuhan yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh disembarang tempat. Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air.
Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zurzak yang kurang lebih berarti kantung yang asam. Buah sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam. Selain dimanfaatkan buahnya sirsak juga dapat di jadikan obat alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

b.   Manfaat
Sirsak memiliki manfaat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya adalah :
·      Sariawan
·      Kanker
·      Sakit pinggang
·      Bayi Mencret
·      Bisul
·      Anyang-anyangan
·      Rematik
·      Batuk
·      Sakit kandung kemih

c.    Cara Meramu
Adapun cara meramu sirsak untuk dijadikan obat yaitu :
v Obat dalam :
a)      Daun :
s  Siapkan 10 – 20 lembar daun sirsak.
s  Kemudian daun yang telah dipersiapkan di bersihkan terlebih dahulu
s  Setelah itu daun direbus dengan 3 gelas air.
s  Biarkan beberapa menit sampai di perkirakan airnya tinggal 1 gelas kemudian di saring dan siap di minum 2x sehari.
s  Lakukan selama dua minggu (kanker dan sakit pinggang).
b)      Buah :
s  Buah sirsak yang sudah masak di kupas.
s  Setelah itu di peras dan disaring.
s  Setelah itu baru di minum (mencret, anyang – anyangan dan sakit kandung air seni).
v Obat luar :
a)      Daun :
s  Petik beberapa daun sirsak.
s  Kemudian tumbuk sampai halus.
s  Setelah itu tempelkan pada bagian yang sakit (bisul dan rematik).

d.   Kandungan
Sirsak mengandung bahan kimia alami diantaranya adalah
·      Sodium
·      Potasium
·      Annocatacin
·      Annocatalin
·      Annohexocin
·      Annonacin
·      Gigantetronin.

12)           Ketepeng Kecil (Cassia tora Linn.)
a.    Pengenalan
Sinonim: Cassia foetida, Salisb Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera,Lamk.
Familia: Caesalpiniaceae (Leguminosae)
Uraian:
Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di pinggir kota, daerah tepi sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias. Batangnya lurus, pangkal batang berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1½  - 3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut halus. Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun. Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan laut.
Nama Lokal :Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor), ketepeng lentik (Sunda), jue ming zi (China).

b.   Pemanfaatan
Penyakit yang dapat diobati :
·      Radang mata
·      Luka cornea
·      Rabun senja
·      Glaucoma
·      Hipertensi
·      Hepatitis
·      Cirrhosis
·      Perut busung air (ascites)
·      Sulit buang air besar

c.    Cara Pengolahan
v Bagian yang dipakai: Biji, dikeringkan.
v Kegunaan:
·      Radang mata merah
·      Luka kornea (ulcus cornea)
·      Rabun senja
·      Glaucoma
·      Tekanan darah tinggi
·      Hepatitis
·      Cirrhosis
·      Ascites (Perut busung air)
·      Sulit buang air besar (habitual constipation)
v Pemakaian:
·      5 - 15 gram direbus,
·      Minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar.
v Cara pemakaian:                                            
1. Tekanan darah tinggi:
§  15 gram biji digongseng (goreng tanpa minyak) sampai kuning.
§  Kemudian digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya.
§  Seduh dengan air panas atau direbus, minum sebagai pengganti teh.
2. Radang mata:
§  Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya.
§  Tempelkan pada kedua pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay yang / istimewa).
3. Cacingan pada anak:
§  9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam
§  Dilumatkan dan ditambah sedikit arak putih.
§  Diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.

d.   Kandungan
Sifat kimiawi dan efek farmakologis: terasa manit pahit dan asin, agak dingin. Pengobatan radang mata, peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk meridian liver (Purifies = membersihkan) dan meridian ginjal (Supports = menguatkan). Kandungan kimia: biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe-emodin, rhein, physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A.

13)              Tanduk Rusa (Paltycerium coronarium, (Kuning), Desv.)
a.    Pengenalan
Sinonim =Paltycerium bifurcatum. =P. andidum.
Familia: Polypodiaceae
Uraian :
Tanduk Rusa (Paltycerium coronarium) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan dipelihara sebagai tanaman hias karena pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi inangnya. Atau mempunyai sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian daerah disebut simbar menjangan selain permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar rimpangnya.
Nama Lokal: Daun Tanduk Rusa, Simbar Agung (Indonesia); Simbar Menjangan (Jawa, Bali), Paku Uncal (Sunda).

b.   Pemanfaatan
Penyakit yang dapat diobati: demam, radang rahim luar, haid tidak teratur, bisul, abses.

c.    Cara Pengolahan :
1.        Demam
§  Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit garam.
§  Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah garam secukupnya, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas.
§  Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
2. Radang rahim luar
§  Bahan: 2-5 lembar daun tanduk rusa dan minyak kayu putih secukupnya.
§  Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah minyak kayu putih secukupnya, dan diaduk.
§  Cara menggunakan: ditempelkan pada perut /rahim dan dibalut dengan kain stagen.
3. Haid tidak teratur
§  Bahan: 2 lembar daun tanduk rusa.
§  Cara Membuat: diseduh dengan air panas secukupnya.
§  Cara menggunakan: diminum 4 atau 3 hari sebelum datang bulan (haid).
4. Bisul
§  Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit kapur sirih.
§  Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
§  Cara menggunakan: dipakai untuk mengompress bagian bisul.
5. Abses
§  Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa, 1 siung bawang merah dan adas pulawaras secukupnya.
§  Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
§  Cara menggunakan: dipakai untuk mengompress

d.   Kandungan
Kandungan kimia yang terdapat pada tanduk rusa (Paltycerium coronarium) belum diperoleh hasil penelitian yang jelas.

14)           Kapulaga (Amomum compactum Soland ex Maton)
a.    Pengertian
Sinonim: Arnornun cardamornum Willd, Arnomlnn capulaga Spangue & Burk.
Familia: Zingiberaceae.
Uraian:
Tanaman semak, rumput-rumputan tahunan, tinggi lebih kurang 1 ½ meter. Berbatang semu, bulat, membentuk anakan, warna hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-35 cm, lebar 10-12 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol di pangkal batang, mahkota bentuk tabung, panjang lebih kurang 12 ½ mm, warna putih atau putih kekuningan. Buah kotak, bulat, berlekuk, warna putih.
Nama Lokal :
Nama simplisia: Amomi Fructus, Buah Kapulaga.

b.   Pemanfaatan :
 Bagian yang digunakan : Buah.
Kegunaan Buah:
·         Aroma jamu
·         Napas/mulut bau
·         Perut kembung
·         Radang tenggorokan
·         Suara parau

c.    Cara Pengolahan
1. Napas/mulut bau
§  Ramuan:
s  Buah Kapulaga 10 butir.
s  Daun Pegagan 1 genggam.
s  Air   secukupnya.
§  Cara pernbuatan:  Dipipis.
§  Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari, pagi hari ¼ cangkir.
§  Lama pengobatan:
s  Diulang selama 7 hari. Untuk pemeliharaan diminum 3 kali seminggu.
s  Usahakan buang air besar secara teratur, dan gosok gigi sehabis makan.
2. Perut kembung dan mulas
§  Ramuan:
s  Buah Kapulaga(sangrai dan tumbuk kasar) 7 butir.
s  Biji Jati Belanda (disangrai dan tumbuk kasar)   10 butir.
s  Air mendidih 100 ml.
§ Cara pembuatan: Diseduh.
§ Cara pemakaian: Diminum seperti minum teh, sehari 100 ml.
3. Radang Tenggorokan
§  Ramuan:
s  Buah Kapulaga (tumbuk kasar) 10 butir.
s  Rimpang Kunyit (tumbuk kasar) 6 gram.
s  Air mendidih 100 ml.
§  Cara pembuatan: Diseduh.
§  Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
§  Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

d.   Kandungan:
Buah: Minyak atsiri, minyak lemak, zat pati, gula, dan protein.Sifat Khas Pahit, menghangatkan, dan membersihkan darah. Khasiat Ekspektoran dan karminatif. Penelitian Datten Bangun, Semin Tarigan, Nazaruddin Umar, dkk. Bagian Farmakologi, FK USU dan Jurusan Farrnasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian infus rimpang Kapulaga terhadap efek analgesik pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus 10% dengan takaran 10 ml/kg bb, telah menunjukkan efek analgesik. Semakin besar takarannya, semakin besar perpanjangan waktu reaksi.














BAB VI
KELEBIHAN TANAMAN OBAT DIBANDINGKAN OBAT-OBATAN KIMIA

Belakangan ini, kesadaran masyarakat akanmanfaat tanaman herbal sudah semakin besar. Seiring dengan peningkatan kesadaran masyaraka akan pentingnya tanaman obat, seemakin banyak pula penelitian ilmiah dalam bidang ini. Kini tanaman obat tak hanya digunakan secara tradisionaal tetapi sudah dikemas secara modern.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya untuk kita mengetahui kelebihan obat herbal (obat yang terbuat dari tanaman obat) dibandingkan obat-obatan kimia. Berikut beberapa kelebihan tanaman obat dibandingkan obat kimia:

1.    Tidak menimbulkan efek samping
Obat herbal merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat herbal dilakukan secara alami dan tradisional tanpa campuran bahan kimia maupun sintesis. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa obat-obaatan herbal tidak memiliki efek samping, sehingga sangat aman digunakan.
Sejak ratusan tahun yang lalu, masyarakat Indonesia telah mengonsumsi aneka ramuan tradisional yang merupakan hasil racikan sendiri. Namun hingga kini belum ditemukan kasus efek samping jamu (ramuan tradisional) yang mematikan. Bahkan jamu telah dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia. Sehingga dapat dipastikan obat herbal sangat aman untuk dikonsumsi tanpa menimbulkan efek samping dan ketergantungan.

2.    Bebas racun
Obat-obatan kimia merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Namun, obat-obatan herbal berbeda yaitu bebas racun. Sehingga obat herbal aman dikonsumsi oleh siapa saja. Bahkan obat herbal justru dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh (detoksifikasi).

3.    Menghilangkan akar penyakit
Pada umumnya obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan oleh efek dari obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistic). Sehingga pengobatan tidak hanya berfokus pada penghilang penyakit, tetapi jugapada peningkatan system kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan penyakit.

4.    Memiliki banyak khasiat
Obat herbal memiliki banyak manfaat, bahkan sangat banyak khasiatnya. Satu obat herbal saja bias digunakan untuk mengobati lebih dari satu penyakit. Misalnya jeruk nipis yang dapat menyembuhkan amandel, batuk, influenza, ambeien, batu ginjal, ketombe, jerawat dan disentri.






BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah banyak orang yang mengenal tanaman lokal tatapi sedikit yang mengetahui akan kandungan dan manfaat dari tanaman lokal tersebut. Diantaranya tanaman daun dewa,sirih, jeruk nipis, bangle, kunyit dan mengkudu . Sebagian besar tanaman ini mengandung berbagai senyawa kimia seperti : saponin, minyak atsiri, vitamin dan mineral. Yang memiliki manfaat dalam mengobati berbagai macam penyakit diantarannya: penyakit batuk, sakit kepala, diabetes, kencing manis, bengkak, sakit telinga dan lain – lain. Adapun cara penggunaan dari tanaman local ini diantaranya untuk pengobatan bagian dalam dengan cara diminum air hasil rebusannya, bisa juga ditambahkan dengan madu, garam dan jeruk nipis. Sedangkan untuk bagian luar dengan cara dioles atau diborehkan pada bagian yang sakit.
Dari segi penyembuhan, pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman obat jauh lebih aman bagi tubuh karena sedikit efek yang ditimbulkannya bagi tubuh, bebas racun, mudah diolah, menghilangkan akar penyakit, murah, dan memiliki banyak khasiat. Selain itu tanaman obat sangat mudah diperoleh dari lingkungan sekitar kita.

B.  Saran

1.    Memakai obat – obatan dari bahan kimia itu boleh, tetapi pemakainya tidak boleh terlalu berlebihan karena banyak bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam obat kimia tersebut yang dapat merusak organ seperti kulit.Oleh karena itu sangat perlu manfaatkan bahan alami yang ada disekitar dengan baik.
2.    Seharusnya kitadapat lebih bijak dalam memanfaatkan tanaman obat yang ada di sekitar kita sebaik mungkin.
3.    Sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa untuk serta menjaga kelestarian tumbuhan yang ada di sekitar kita termasuk tanaman obat dan mempertahankannya untuk tetap menjadi salah satu warisan budaya dunia yang asli dari Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Tanaman Obat Keluarga. (Online), (http://www.wikipedia.com,  diakses tanggal 23 Februari 2013).

Anonim. 2000. Sentra Informasi Iptek. Jakarta: Balai IPTEKnet. (Online), (http://www.iptek.net.id, diakses tanggal 13 Maret 2013).

Adeanto. 2009. Tanaman mengkudu(Online), (http://adeanto.com/archives/55, diakses tanggal 15 Maret 2013)

Kahahil. 2011. Kandungan dan Khasiat Tanaman Sirsak. (Online) (http://www.kaahil.wordpress.com, diakses tanggal 15 Maret 2013.

Tarmizi.2009. Tanaman Obat Indonesia.(Online), (http://obat.co.id, diakses tanggal 15 Maret 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar